Awal Pertemuan Dengan Rony...


Kurang dari setengah jam, kami sudah tiba di sebuah rumah yang tidak terlalu besar, dengan dinding berwarna cokelat muda. Kami melewati pagar besi yang sudah karatan dan tidak tertutup rapat. Rupanya kost-an Santi ini terdiri dari satu rumah induk yang sepertinya dihuni oleh pemilik kost, dan dibelakangnya ada bangunan kecil yang terdiri dari empat pintu. Santi mengajakku berjalan menuju kamarnya di belakang rumah induk sembari mengeluarkan kunci dari dalam tasnya. Aku memerhatikan sekeliling rumah tua yang tidak terawat ini. Pasti pemiliknya adalah sepasang suami istri yang sudah tua, yang hidup hanya mengandalkan uang sewa kost karena anak mereka yang tinggal diluar kota tidak pernah mengirimi mereka uang, pikirku dalam hati. Aku tersenyum kecil memikirkannya.

Santi membuka pintu kamarnya yang berwarna putih kusam, ia melepas sepatunya sebelum masuk kedalam kamar. Aku mengikutinya masuk, dan langsung tercium olehku aroma minyak wangi murahan yang digunakan Santi sebelum pergi. Rupanya ia menggunakan minyak wangi di sekujur tubuhnya hingga aromanya masih melekat didalam kamar. "Nanti malam kamu tidur di kasur saja Sri, biar aku yang tidur di tikar," Santi menawarkan. Aku merasa tidak enak dan langsung mengambil tikar dan kugelar di bawah kasur. "Tidak San, aku biasa tidur di tikar. Kamu tahu kan adikku Atik tidak pernah mau tidur di lantai, jadi aku yang selalu mengalah," kataku. Santi tertawa kecil sambil menyerahkan handuk padaku. "Kalau mau mandi, kamar mandinya disebelah ya Sri. Aku mau ke warung di depan jalan dulu, mau ketemu sama Rudi pacarku," kata Santi malu-malu. Aku mengambil handuk hijau yang disodorkan Santi. Aku tidak tahu kalau Santi sudah punya pacar.

Setelah mengikat rambutnya, ia lantas pergi keluar kamar dan meninggalkanku sendirian. Aku membuka tas dan menyiapkan semua keperluanku untuk dibawa ke kampus besok pagi. Aku tidak mau ada yang tertinggal. Rasanya sudah tidak sabar untuk segera menginjakkan kakiku di kampus dan kuliah bersama teman-teman baru. Aku mengeluarkan map merah berisi ijasah SMA ku. Tiba-tiba seorang pria muncul di depan pintu kamar Santi yang tidak tertutup. "Maaf Mbak ini siapa ya?" tanya pria itu sopan. Aku melangkah ke pintu dan mengulurkan tangan, "Aku Sri, sepupunya Santi". Pria itu balas mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya bernama Rony. Ia adalah anak pemilik kost ini. Rupanya perkiraanku salah. Kami mengobrol beberapa lama, dari situ aku tahu bahwa ia masih kuliah semester tiga dan kampusnya tidak terlalu jauh dari kampusku. Itulah awal pertemuanku dengan Rony.

No comments:

Post a Comment